Kamis, 10 Juni 2010

Makalah

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dengan meningkatnya perkembangan pasar dan hasil produksi yang diciptakan, banyak perusahaan yang melaksanakan sistem penjualan yang terhandal dalam usahanya untuk menguasai pasar internasional dan berlomba untuk menjadi yang terdepan. Karena itu muncul anggapan bahwa keberhasilan suatu perusahaan sebagian besar ditentukan oleh keberhasilan dalam penerapan system dan kegiatan penjualan.

Penjualan merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi suatu perusahaan, karena dengan adanya penjualan berarti baik secara langsung maupun tidak langsung perusahaan akan menerima suatu pendapatan. Secara langsung pendapatan akan diterima untuk perusahaan bila penjualan dilakukan secara tunai atau kas, dan secara tidak langsung pendapatan akan diterima apabila perusahaan melakukan penjualan secara kredit atau angsuran dank arena penjualan tersebut perusahaan akan mempunyai tagihan kepada kreditur. Oleh karena itu untuk mmaksimalkan pendapatan, perusahaan membutuhkan sebuah metode yang tepat.

Dalam kegiatan penjualan dikenal dua macam pembayaran, yaitu dengan cara pembayaran tunai (cash payment) dan pembayaran angsuran (installment payment). Salah satu sistem penjualan yang banyak diterapkan pada perkembangan sekarang ini adalah pembayaran pertama oleh konsumen disebut uang muka (down payment). Besarnya uang muka yang akan dibayar oleh konsumen dtetapkan berdasarkan kesepakatan antara pihak penjual dan konsumen dalam melaksanakan transaksinya.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan melakukan kebijakan untuk menerapkan sistem penjualan angsuran, antara lain perekonomian yang kurang baik mengakibatkan rendahnya daya beli masyarakat untuk melakukan pembelian secara cash atau tunai. Semakin banyaknya perusahaan yang memproduksi barang sejenis sehingga mengakibatkan persaingan antar peusahaan, usaha perusahaan untuk mencapai target penjualan atau meningkatkan volume penjualan dengan laba yang maksimum.

PT. PANPRISA MOTOR yang beralamat di JI.Akses UI No.70-72, TUGU-CIMANGGIS, DEPOK perusahaan ini bergerak dibidang penjualan kendaraan bermotor, dimana penjualanya dilakukan secara angsuran. Penjualan angsuran ini dimaksudkan untuk dapat menarik lebih banyak konsumen, dengan demikian laba yang akan diperoleh akan mengalami peningkat. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERBANDINGAN METODE BUNGA PENJUALAN ANGSURAN PADA PT. PANPRISA MOTOR”

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perhitungan bunga angsuran dengan menggunakan metode sisa harga kontrak dan metode Long End Interest ?

2. Membandingkan metode mana yang lebih menguntungkan untuk diterapkan diperusahaan ?

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada perhitungan bunga sehubungan dengan penjualan angsuran satu unit motor jenis JUPITER-Z CW untuk periode juni 2010.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya pendapatan bunga dengan menggunakan metode Sisa Harga Kontrak dan metode Long End Interest.

2. Untuk mengetahui Metode apa yang lebih menguntungkan untuk diterapkan pada perusahaan.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diproleh dalam penulisan ilmiah ini

1. Manfaat akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam menambah pengetahuan dibidang penjualan angsuran.

1. Melalui penulisan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai metode mana yang paling sesuai digunakan oleh perusahaan dalam perhitungan bunga angsuran.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah :

1.5.1 Objek Penelitian

Penulisan ilmiah ini dilakukan pada PT. PANPRISA MOTOR yang merupakan sub dealer resmi dari kendaraan merk Yamaha. Perusahaan ini bergerak pada bidang perdagangan kendaraan bermotor, suku cadang dan service station yang berkedudukan di JI. Akses UI, Depok.

1.5.2 Data / Variabel

Data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung dari objek penelitian, yaitu berupa sebuah laporan penerimaan transaksi penjualan motor JUPITER-Z CW periode Februari 2010 yang berisikan harga jual motor, bunga angsuran per dua tahun dan uang muka pembayaran penjualan angsuran yang terjadi pada transaksi penjualan motor JUPITER-Z CW.

1.5.3 Metode Pengumpulan Data / Variabel

1. Study Lapangan (Field Study)

Dengan menanyakan langsung kepada pihak-pihak perusahaan yang menangani suatu operasi yang berhubungan dengan penulisan ilmiah ini.

2 Studi Kepustakaan (Library Study)

Dalam hal ini penulis melakukan study pustaka dengan membaca dan mempelajari literature – literature yang berhubungan objek penulisan ditambah dengan bahan kuliah yang kemudian dari buku – buku tersebut dikutip bahan – bahan yang berkaitan dengan judul penulisan ilmiah ini sebagai referensi yang dapat penulis gunakan sebagai alat bantu untuk menganalisis suatu penelitian.

1.5.4 Alat Analisis Yang Digunakan

Alat analisis yang digunakan oleh penulis yaitu analisis kuantitatif.

a. Metode Bunga Jangka Panjang (Long End Interest Method)

Bunga dihitung berdasarkan saldo pokok piutang selama jangka waktu angsuran. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran. Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai sisa pokok piutang pada setiap awal periode angsuran yang bersangkutan, sehingga jumlahnya akan semakin berkurang dari angsuran yang satu dengan angsuran berikutnya.

i x sisa harga kontrak bulan sebelumnya

Rumus bunga per bulan :

Dimana: i merupakan presentase tingkat bunga per bulan

b. Metode (sisa ) Harga Kontrak

Pada metode ini besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya.

Rumus bunga per bulan :

Dimana : i Merupakan persentase tingkat bunga per bulan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Pengertian Penjualan Angsuran

Dalam sistem penjualan angsuran, pembeli diharuskan membayar sejumlah uang muka dan sisanya disepakati akan dibayar dengan diberikan bunga dan dalam pembayarannya dilakukan dalam beberapa kali cicilan. Penjual biasanya menahan hak pemilikan atas barang tearsebut atau pembeli memberikan suatu jaminan atas kredit yang ia peroleh.

Penjualan angsuran adalah penjualan yang dilakukan dengan perjanjian dimana dengan pembayaranya dilaksanakan secara bertahap, yaitu :

1 Pada saat barang- barang diserahkan kepada pembeli, penjual menerima pembayaran pertama sebagian dari harta penjualan (diberikan down payment).

2 Sisanya dibayar dengan beberapa kali angsuran.

Penjualan angsuran yaitu penjualan harta benda tak bergerak yang sering kali dilakukan berdasarkan rencana pembayaran yang ditangguhkan, dimana pihak penjualan menerima uang muka (down payment) dan sisanya dalam bentuk pembayaran angsuran. (Allan Drebin, 1996;121)

Penjualan angsuran adalah penjualan yang pembayarannya diterima dalam beberapa kali angsuran periodik selama jangka waktu beberapa bulan atau tahun. (Dewi Ratnaningsih, 1993;123).

Rencana pembayaran angsuran seperti ini telah digunakan secara luas oleh penjual harta benda tak bergerak pribadi dan orang-orang yang menjual jasa pribadi. Rencana pembayaran angsuran ini bisanya menyangkut penjualan yang berkisar dari kendaraan mobil, motor, sampai air travel.

Bentuk-bentuk Perjanjian Penjualan Angsuran

Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh phak pembeli, maka terdapat beberapa perjanjian angsuran-angsuran, yaitu :

a. Perjanjian penjualan bersyarat, dimana barang-barang telah diserahkan tetapi hak atas barang-barang masih berada ditangan penjual sampai seluruh pembayaran lunas.

b. Pada saat perjanjian ditanda tangani dan pembayaran pertamanya telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kepada pembeli tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar pembeli.

c. Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada badan ‘’Trust” (Truste) sampai pembayaran lunas oleh pembeli, baru truste menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli.

d. Beli-sewa (Lease-Purchase), dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli, pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru setelah hak milik pindah kepada pembeli.

Penjualan angsuran dengan bentuk-bentuk perjanjian tersebut diatas biasanya digunakan untuk barang-barang tidak bergerak seperti gedung, tanah, dan aktiva tahan lama lainya. Untuk penjualan barang-barang bergerak biasanya penjualan angsuran dilaksnakan dilaksanakan dengan perjanjian-perjanjian tertentu antara penjual dan pembeli dengan syarat-syarat dan jaminan yang saling menguntungkan, khususnya dari pihak penjual tidak akan dirugikan terlalu besar apabila tidak dipenuhinya kewajiban-kewajiban oleh pembeli.

Pengertian Piutang

Dengan adanya penjualan secara angsuran, mengakibatkan piutang perusahaan bertambah.

Piutang adalah hak perusahaan untuk menerima uang,barang lain atau jasa dari langgananya,atau pihak lain sebagai kontra prestasi atas barang atau jasa yang diberikan. (Ainun na’im, 1988;227).

Klasifikasi Piutang

· Berdasarkan sebab terjadinya

a. Piutang dagang adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa perusahaan secara kredit dalam rangka kegiatan usaha perusahaan.

b. Piutang non dagang atau piutang lain, adalah piutang yang timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa diluar kegiatan perusahaan.

· Berdasarkan jangka waktu pembayaranya

a. Piutang jangka pendek, adalah piutang yang mempunyai saat jatuh tempo kurang dari satu tahun siklus operasi perusahaan.

b. Piutang jangka panjang, adalah piutang yang mempnyai saat jatuh tempo lebih dari satu tahun siklus operasi perusahaan.

· Berdasarkan bentuk perjanjiannya

a. Piutang tidak tertulis, yaitu piutang yang tidak didukung oleh surat pendukung hutang piutang.

b. Piutang wesel, yaitu piutang yang didukung oleh surat perjanjian.

Penilaian Resiko Kredit dan Penyaringan Para Langganan

Resiko kredit adalah resiko tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada pelanggan. Sebelum perusahaan memutuskan untuk menyetujui permintaan atau penambahan kredit oleh para pelanggan perlulah kita mengadakan evaluasi resiko kredit dari para langganan tersebut.

Pada umumnya bank atau perusahaan dalam mengadakan penilaian resiko kredit adalah dengan memperhatikan lima “C” yaitu :

1. Character, menunjukan kemungkinan atau probabilitas dari lapangan untuk secara jujur berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya.

2. Capacity, adalah pendapatan subjektif mengenai kemampuan dari langganan.

3. Capital, diukur oleh posisi financial perusahaan secara umum.

4. Collateral, dicerminkan oleh aktiva dari langganan yang dikaitkan atau dijadikan jaminan bagi keamanan kredit yang diberikan kepada langganan tersebut.

5. Condition, menunjukan impact (pengaruh lansung dari trend ekonomi pada umumnya terhadap perusahaan yang bersangkutan).

Penyajian Laporan Keuangan

Penyajian informasi penjualan angsuran didalam laporan keuangan (yang berupa neraca dan perhitungan rugi laba) tidak banyak berbeda seperti penyusunan laporan-laporan keuangan pada umumnya. Hanya disini dalam neraca akan terdapat rekening “Piutang Penjualan Angsuran” dan “Laba Kotor yang belum direalisasi” yang erat hubungannya dengan pelaksanaan penjualan angsuran tersebut.

Persoalan yang timbul adalah didalam kelompok atau group rekening mana “Piutang Penjualan Angsuran” dan “Laba Kotor yang Belum Direalisasi” itu diklasifikasikan dalam neraca.

Apabila Piutang Penjualan Angsuran dicatat sebagai golongan aktiva lancer, maka posisinya sama dengan piutang biasa, sehingga dapat diinterprestasikan sebagai aktiva yang dapat dikonversikan menjadi uang kas dalam siklus operasi normal perusahaan (tidak lebih dari 1 tahun). Padahal untuk transaksi penjualan angsuran, realisasi piutang menjadi uang kas mungkin meliputi jangka waktu lebih dari satu tahun.

Dengan tidak menyimpang dari prinsip aktiva yang lazim, maka “Piutang Penjualan Angsuran” pada umumnya dapat dilaporkan sebagai golongan “aktiva lancar”dengan diberikan penjelasan tertentu sehingga jelas dan tidak menyesatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang bersangkutan. Misalnya dengan memberikan “footnote” atau melampirkan daftar piutang penjualan angsuran dengan menyebutkan tanggal dan jangka waktu piutang tersebut akan jatuh tempo.

Untuk “Laba Kotor Yang Belum Direalisasi” didalam neraca dapat juga dicantumkan kedalam salah satu dari ketiga kelompok berikut :

a. Sebagai hutang (Liability) dan dilaporkan dibawah ini kelompok “pendapatan Yang masih Akan Diterima” (Deferred).

b. Sebagai Rekening penilaian (valuation account) dan mengurangi rekening “Piutang Penjualan Angsuran”.

c. Sebagai rekening modal dan dicatat sebagai bagian dari laba yang ditahan (retained earning).

Laba kotor yang belum direalisasi dari penjualan angsuran biasanya disajikan dalam kelompok hutang didalam neraca sebagai “Pendapatan yang Masih Akan Diterima” (deferred revenue). Penyajian semacam ini dilaksanakan karena penjualan angsuran sesungguhnya menaikan posisi modal lerja perusahaan. Tetapi pengakuan tambahannya modal kerja ini harus menanti pengubahan piutang penjualan angsuran kedalam uang tunai(menanti pembayaran dari langganan bersangkutan).

Masalah Bunga Pada Penjualan Angsuran

Didalam perjanjian penjualan angsuran, biasanya penjual disamping memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli.

Bunga adalah Sejumlah uang yang dibayarkan sebagai kompensasi terhadap apa yang dapat diperoleh dengan penggunaan uang tersebut. (Bambang Riyanto, 1995;105).

Didalam perjanjian penjualan angsuran, biasanya penjual disamping memperhitungkan laba juga memperhitungkan beban bunga terhadap jumlah harga kontrak yang belum dibiayai oleh pembeli. Beban bunga ini biasanya dibayar bersama-sama dengan pembayaran angsuran atas harga menurut kontrak.

Kebijaksanaan pembayaran bunga secara periodik pada umumnya dilakukan dalam bentuk metode seperti dibawah ini :

1. Bunga secara periodik diperhitungkan berdasarkan dari sisa harga kontrak cara semacam ini bisa disebut dengan Meode (sisa) Harga Kontrak, kelebihan metode ini adalah mendapatkan tingkat bunga yang sangat tinggi dan dapat menguntungkan bagi perusahaan, sedangkan kelemahannya adalah dengan tingginya tingkat bunga bisa megakibatkan kurangnya daya beli konsumen untuk produk tersebut karena tingkat bunga ini memberatkan konsumen. Metode ini tidak banyak menimbulkan persoalan perhitungan yang terperinci. Sebab besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya.

Rumus bunga per bulan :

Dimana : i Merupakan persentase tingkat bunga per bulan

2. Bunga diperhitungkan dari sisa harga pokok kontrak selama jangka waktu angsuran. Cara semacam ini sering disebut sebagai “Long End Interest” . Kelebihan dari metode ini adalah metode yang dapat memudahkan konsumen dalam memenuhi sisa pembayaran angsurannya karena bunga yang dibebankan semakin lama semakin menurun dari angsuran pertama hingga angsuran terakhir, sedangkan kelemahanya adalah pendapatan bunganya sangat rendah. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran (missal setiap 1 atau 2 bulan). Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang satu dengan angsuran yang berikutnya.

i x sisa harga kontrak bulan sebelumnya

Rumus bunga per bulan :

Dimana: i merupakan presentase tingkat bunga per bulan

Alat Analisis

1. Bunga secara periodic diperhitungkan berdasar dari sisa harga kontrak, yakni pada cara terakhir ini tidak banyak menimbulkan persoalan perhitungan yang terperinci. Sebab besarnya tingkat bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah sama besarnya.

Rumus bunga per bulan :

Dimana : i Merupakan persentase tingkat bunga per bulan

2. Metode “Long end Interest” yaitu bunga diperhitungkan dari sisa harga kontrak selama jangka waktu angsuran. Pada cara ini beban bunga diperhitungkan berdasarkan jangka waktu yang sama untuk setiap angsuran (missal 1 atau 2 bulan ). Akan tetapi sebagai titik tolak perhitungan bunga dipakai sisa harga kontrak pada setiap awal periode angsuran yang satu dengan angsuran yang berikutnya.

i x sisa harga kontrak bulan sebelumnya

Rumus bunga per bulan :

Dimana: i merupakan presentase tingkat bunga per bulan

Kajian Sejenis

2.3.1 Analisis Perhitungan Bunga Pada Penjualan Angsuran CV. Mitra Jaya.

Penelitian ilmiah ini dibuat oleh Mita Safitriani (20204631) pada tahun 2008, dengan kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan yang tepat oleh perusahaan adalah dengan metode sisa harga kontrak. Ini terlihat dari pendapatan bunga yang dihasilkan lebih besar dan mengntungkan bagi perusahaan.

2. Metode sisa harga kontrak merupakan metode yang dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dengan pendapatan bunganya tinggi sebesar 3.634.000, ini disebabkan tidak berubahnya bunga dari periode ke periode. Sedangkan bunga yang dibebankan tetap dari periode ke periode yaitu sebesar Rp.158.000.

2.3.2 Analisis Metode Perhitungan Bunga Pada PT. Adira Multi Finance (Studi Kasus PT.Kagomi Jaya Motor)

Penelitian ilmiah ini dibuat oleh Maria (20203657) pada tahun 2006, dengan kesimpulan sebagai berikut :

1 . Metode perhitungan bunga penjualan angsuran yang ditetapkan perusahaaan adalah Metode Flat, yang jumlah bunga angsuranya sebesar Rp.6.029.100.

2 . Dari hasil perbandingan yang telah dilakukan oleh penulis antara metode Flat dengan beberapa metode yang lain maka diperoleh hasil sebagai berikut, yaitu dengan metode Long End Interest jumlah bunga angsuran yang diperoleh sebesar Rp.3.140.156,25 dalam metode ini bunga yang dibayar setiap periode semakin lama semakin kecil. Meskipun Metode Short End Interest berbeda dengan metode Long End Interest tetapi jumlah bunga angsuran yang diperoleh dengan menggunakan Metode Annuited adalah sebesar Rp.3.435.65,45. Pada metode ini pembayaran menurut kontrak setiap periodenya sama.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Data dan Profil Perusahaan

PT.PANPRISA MOTOR didirikan oleh Hendri lysianto, pada tanggal 16 mei 2004 dan sekaligus sebagai Direktur Utama pada saat ini. Perusahaan ini berkedudukan di JI. Akses UI.No.70-72 Tugu, CIMANGGIS DEPOK. Perusahaan ini memulai usahanya pada bidang perdagangan kendaraan bermotor, suku cadang dan service station hingga sekarang.

PT.PANPRISA MOTOR adalah sub dealer resmi dari kendaraan merk Yamaha. Sesuai dengan kedudukannya sebagai sebuah showroom, maka PT.Panprisa Motor jelas tidak hanya menjual satu jenis motor saja, sebagaimana layaknya sebuah agen atau dealer kendaraan bermotor. Keuntungan lain bagi perusahaan dalam menarik minat pembeli karena jenis dan merk motor yang diinginkan dapat diperoleh dengan mudah. Apabila motr yang diinginkan tidak ada di showroom, maka dapat dipesan pada bagian pembelian untuk mencarikanya.

Dalam memasarkan barang dagangan atau kendaraan, perusahaan mempunyai daerah pemasaran didaerah depok lama, pancoran mas. Namun jika ada kesempatan untuk memasarkan produk melalui pameran, perusahaan akan menggunakan kesempatan tersebut dengan memperhatikan potensi yang ada, meskipun daerah tersebut jauh dari lokasi dealer. Perusahaan tidak mempermasalahkan wilayah pelaksanaan promosi, karena disini setiap Main Dealer Yamaha berlomba dalam menaikan harga penjualan, hadiah yang diberikan oleh konsumen, maupun layanan yang disajikan kepada konsumen.

Jenis-jenis motor yang diperjual belikan oleh PT.PANPRISA MOTOR adalah termasuk motor-motor jenis baru, adapun jenis dan type motor yang dijual oleh PT.PANPRISA tersebut adalah :

Tabel 3.1

Daftar Jenis/ Type Motor yang dijual

PT.PANPRISA MOTOR

Per Maret 2010

NO

JENIS MOTOR

HARGA

1

JUPITER-Z

13.700.000

2

JUPITER-Z CW

14.550.000

3

JUPITER-MX CW (AUTO)

15.300.000

4

JUPITER-MX CW (KOPLING)

15.425.000

5

VEGA-ZR DB

11.850.000

6

MIO

11.550.000

7

MIO SOUL

13.450.000

8

MIO CW

12.350.000

9

V-IXION

20.950.000

10

SCORPIO-Z CW

22.000.000

Sumber: PT.PANPRISA MOTOR, diolah

3.2 Hasil Penelitian dan Analisis

Penjualan sepeda motor pada PT.PANPRISA MOTOR dapat dikategorikan pada penjualan barang tak bergerak. Penjualan dapat dilakukan secara tunai dan secara angsuran. Pada penjualan angsuran harga pembayaran angsuran disertai dengan pembayaran bunga yang dibayar setiap bulan. Pembayaran angsuran dapat dilakukan 11 kali,17 kali, 23 kali, 29 kali, dan 35 kali angsuran. Dalam melakukan bunga penjualan angsuran, PT.PANPRISA MOTOR menggunakan metode sisa harga kontrak.

Untuk membahas permasalahan yang ada maka penulis menyajikan transaksi penjualan angsuran yang terjadi pada PT.PANPRISA MOTOR.

Pada tanggal 16 maret 2010, dimana telah terjual 1 unit sepeda motor jenis JUPITER-Z CW dengan keterangan sebagai berikut:

- Harga Jual : Rp.14.550.000

- Harga Pokok : Rp.11.000.000

- Uang Muka : Rp.1.900.000

- Jangka Waktu

Berlangsungnya kontrak : 2 tahun (23 kali angsuran)

- Bunga per bulan / I : 1,25%

Dari transaksi diatas tersebut akan dihitung besarnya bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode sisa harga kontrak, metode Long End Interest.

3.2.1 Perhitungan dengan Metode Sisa harga kontrak

PT.PANPRISA MOTOR dalam penjualan angsurannya menggunakan metode sisa harga kontrak, dimana besarnya bunga cukup ditentukan sekali saja, dan selanjutnya pembayaran bunga pada setiap angsuran adalah besarnya sama. Daftar pembayaran angsuran sebagai berikut:

Perhitungan bunga dan pembayaran angsuran yang dilakukan perusahaan:

Sisa Harga Kontrak = Harga Jual- Uang Muka

= Rp.14.550.000 - 1.900.000

= Rp. 12.650.000

Pokok piutang perbulan = Sisa Harga Kontrak

Jangka waktu berlangsung nya kontrak

= Rp. 12.650.000

23

= Rp.550.000

Bunga per bulan = i x Sisa Harga Kontrak

= 1.25% x Rp.12.650.000

= Rp.158.000 (dibulatkan dari 158.125)

Pembayaran angsuran perbulan (termasuk bunga)

Rp.550.000 + Rp.158.000 = Rp.708.000

Perhitungan lebih rinci untuk metode sisa harga kontrak dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.2

Daftar Penerimaan Bunga Angsuran Motor JUPITER-Z CW

Metode Sisa Harga kontrak

PT,PANPRISA MOTOR

Tahun

Periode

Jumlah Bunga (Rp)

Pokok Angsuran(Rp)

Jumlah pembyaran(Rp)

Sisa Harga Kontrak

Maret 2010

-

-

-

-

14.550.000,00

Maret

-

-

1.900.000,00

1.900.000,00

12.650.000,00

April

1

*)158.000,00

550.000,00

708.000,00

11.942.000,00

Mei

2

158.000,00

550.000,00

708.000,00

11.234.000,00

Juni

3

158.000,00

550.000,00

708.000,00

10.526.000,00

Juli

4

158.000,00

550.000,00

708.000,00

9.818.000,00

Agustus

5

158.000,00

550.000,00

708.000,00

9.110.000,00

September

6

158.000,00

550.000,00

708.000,00

8.402.000,00

Oktober

7

158.000,00

550.000,00

708.000,00

7.694.000,00

November

8

158.000,00

550.000,00

708.000,00

6.986.000,00

Desember

9

158.000,00

550.000,00

708.000,00

6.278.000,00

Januari

10

158.000,00

550.000,00

708.000,00

5.570.000,00

Februari

11

158.000,00

550.000,00

708.000,00

4.862.000,00

Maret 2011

12

158.000,00

550.000,00

708.000,00

4.154.000,00

April

13

158.000,00

550.000,00

708.000,00

3.446.000,00

Mei

14

158.000,00

550.000,00

708.000,00

2.738.000,00

Juni

15

158.000,00

550.000,00

708.000,00

2.030.000,00

Juli

16

158.000,00

550.000,00

708.000,00

1.322.000,00

Agustus

17

158.000,00

550.000,00

708.000,00

614.000,00

September

18

158.000,00

550.000,00

708.000,00

-

Oktober

19

158.000,00

550.000,00

708.000,00

-

November

20

158.000,00

550.000,00

708.000,00

-

Desember

21

158.000,00

550.000,00

708.000,00

-

Januari

22

158.000,00

550.000,00

708.000,00

-

februari

23

158.000,00

550.000,00

708.000,00

-

Jumlah


3.634.000,00

14.550.000,00

18.184.000,00


Keterangan :

*) = i x Sisa Harga Kontrak

= 1.25% x Rp.12.650.000

= Rp.158.125 dibulatkan

= Rp.158.000

**) = Sisa Harga Kontrak / Jangka waktu berlangsungnya kontrak

= Rp.12.650.000 / 23

= Rp.550.000

Dari table diatas diperoleh total pembayaran angsuran sebesar Rp.18.184.000 maka besarnya laba kotor dapat dihitung sbagai berikut :

Laba kotor = Total pembayaran selama jangka waktu angsuran – harga pokok

= Rp.18.184.000 – 11.000.000

= Rp.7.184.000

Berdasarkan table dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode sisa harga kontrak diatas , dapat diketahui bahwa dari angsuran atas sisa harga kontrak perbulan sebesar Rp.550.000 maka dalam waktu 2 tahun (23 kali angsuran) perusahaan akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp.12.650.000, sedangkan pendapatan bunga penjualan angsuran yang didasarkan atas sisa harga kontrak (1.25% per bulan) selama 2 tahun dengan jumlah yang sama dalam 23 kali angsuran, diperoleh sebesar Rp.3.634.000. Dengan uang muka Rp.1.900.000, maka diperoleh jumlah pembayaran yang diterima selama jangka waktu angsuran sebesar Rp.18.184.000 dan laba kotor yang dihasilkan sebesar Rp.7.184.000 Atas dasar perhitungan dalam daftar diatas maka pencatatan didalam buku penjualan adalah sebagai berikut :

Jurnal 30 Maret 2010

-Buku Penjual :

Piutang Penjualan Angsuran Rp.12.650.000

Penjualan Angsuran Rp.12.650.000

( Untuk mencatat penjualan angsuran oleh penjual)

Kas Rp.1.900.000

Piutang Penjualan Angsurann Rp.1.900.000

( Untuk mencatat penermaan uang muka )

Jurnal 30 April 2010

-Buku Penjual :

Kas Rp.708.000

Piutang Penjualan Angsuran Rp.550.000

Pendapatan Bunga Rp.158.000

( Untuk mencatat penerimaan Piutang atas Penjualan Angsuran)

Pencatatan transaksi selanjutnya diperlakukan sama seperti pada bulan April 2010

3.2.2 Perhitungan dengan Metode Long End Interest

Pada metode Long End Interest, perhitungan bunga yang dibebankan dari angsuran pertama ke angsuran berikutnya menjadi semakin menurun.

Sisa Harga Kontrak Maret 2010 = Harga Jual – Uang Muka

= Rp.14.550.000 -1.900.000

= Rp.12.650.000

Pokok Piutang Perbulan = Sisa Harga Kontrak

Jangka watu berlangsungnya kontrak

= Rp.12.650.000

23

= Rp.550.000

Angsuran Ke-1

Bunga Angsuran = i x Sisa Harga kontrak bulan sebelumnya

= 1.25% x RP.12.650.000

= Rp.158.125

Pembayaran Angsuran = Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran

(termasuk bunga) = Rp.550.000 + Rp.158.125

= Rp.708.125

Angsuran Ke-2

Bunga Angsuran = i x Sisa Harga kontrak bulan sebelumnya atau i (sisa harga kontrak angsuran ke-1 pokok piutang perbulan )

= 1.25% x Rp.12.100.000

= Rp.151.250

Pembayaran Angsuran = Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran

(termasuk bunga) = Rp.550.000 + Rp.151.250 = Rp.701.250

Angsuran Ke-23

Bunga Angsuran = i x Sisa Harga kontrak bulan sebelumnya atau i (sisa harga kontrak angsuran ke-22 pokok piutang perbulan )

= 1.25% x Rp.550.000

= Rp.6.875

Pembayaran Angsuran = Pokok Piutang per bulan + Bunga Angsuran

(termasuk bunga) = Rp.550.000 + Rp.6.875

= Rp.556.875

Perhitungan lebih rinci untuk metode Long End Interest dapat dilihat pada table berikut ini :

Tabel 3.3

Daftar Penerimaan Bunga Angsuran Motor JUPITER-Z CW

Metode Long End Interest

PT.PANPRISA MOTOR

Tahun

Periode

Jumlah Bunga (Rp)

Pokok Angsuran(Rp)

Jumlah pembyaran(Rp)

Sisa Harga Kontrak

Maret 2010

-

-

-

-

14.550.000,00

Maret

-

-

1.900.000,00

1.900.000,00

12.650.000,00

April

1

*)158.125

550.000,00

708.125,00

12.100.000,00

Mei

2

151.250

550.000,00

701.250,00

11.550.000,00

Juni

3

144.375

550.000,00

694.375,00

11.000.000,00

Juli

4

137.500

550.000,00

687.500,00

10.450.000,00

Agustus

5

130.625

550.000,00

680.625,00

9.900.000,00

September

6

123.750

550.000,00

673.750,00

9.350.000,00

Oktober

7

116.875

550.000,00

666.875,00

8.800.000,00

November

8

110.000

550.000,00

660.000,00

8.250.000,00

Desember

9

103.125

550.000,00

653.125,00

7.700.000,00

Januari

10

96.250

550.000,00

646.250,00

7.150,000,00

Februari

11

89.375

550.000,00

639.375,00

6.600.000,00

Maret 2011

12

82.500

550.000,00

632.500,00

6.050.000,00

April

13

75.625

550.000,00

625.625,00

5.500.000,00

Mei

14

68.750

550.000,00

618.750,00

4.950.000,00

Juni

15

61.875

550.000,00

611.875,00

4.400.000,00

Juli

16

55.000

550.000,00

605.00,00

3.850.000,00

Agustus

17

48.125

550.000,00

598.125,00

3.300.000,00

September

18

41.250

550.000,00

591.250,00

2.750.000,00

Oktober

19

34.375

550.000,00

584.375,00

2.200.000,00

November

20

27.500

550.000,00

577.500,00

1.650.000,00

Desember

21

20.625

550.000,00

570.625,00

1.100.000,00

Januari

22

13.750

550.000,00

563.750,00

550.000,00

februari

23

**)6.875

550.000,00

556.875,00

0.00

Jumlah


1.897.500,00

14.550.000,00

14.547.500,00


Keterangan :

*) = i x Sisa Harga Kontrak bulan sebelumnya

= 1.25% x Rp.12.650.000 = Rp.158.125

**) = 1.25% x Rp.550.000 = Rp.6.875

Dari table diatas diperoleh total pembayaran angsuran sebesar Rp.14.547.500 maka besarnya laba kotor dapat dihitung sbagai berikut :

Laba kotor = Total pembayaran selama jangka waktu angsuran – harga pokok

= Rp.14.547.500 – 11.000.000

= Rp.3.547.500

Berdasarkan table dan hasil perhitungan dengan menggunakan metode Long End Interest diatas , dapat diketahui bahwa dari pokok angsuran piutang per bulan sebesar Rp.550.000, maka perusahaan akan memperoleh total pokok piutang sebesar Rp.12.650.000, sedangkan pendapatan bunga penjualan angsuran (1.25% per bulan) selama 2 tahun dengan pembayaran bunga yang pada setiap bulannya semakin menurun diterima sebesar Rp.1.897.500 jumlah pendapatan dengan metode ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan metode sisa harga kontrak. Dengan uang muka pembayaran Rp.1.900.000 maka total pembayaran yang diperoleh sebesar Rp.14.547.500 dan menghasilkan laba kotor sebesar Rp.3.547.500 Atas dasar perhitungan dalam daftar diatas maka pencatatan didalam buku penjualan adalah sebagai berikut :

Jurnal 30 Maret 2010

-Buku Penjual :

Piutang Penjualan Angsuran Rp.12.650.000

Penjualan Angsuran Rp.12.650.000

( Untuk mencatat penjualan angsuran oleh penjual)

Kas Rp.1.900.000

Piutang Penjualan Angsurann Rp.1.900.000

( Untuk mencatat penermaan uang muka )

Jurnal 30 April 2010

-Buku Penjual :

Kas Rp.708.000

Piutang Penjualan Angsuran Rp.550.000

Pendapatan Bunga Rp.158.000

( Untuk mencatat penerimaan Piutang atas Penjualan Angsuran)

Pencatatan transaksi selanjutnya diperlakukan sama seperti pada bulan April 2010

3.3 Analisis Hasil Penelitian

Setelah dilakukan perhitungan bunga penjualan angsuran dengan menggunakan metode Long End Interest, metode (sisa) Harga Kontrak, maka dapat dilihat perbandingannya dalam tabel berikut:

Tabel 3.4

Daftar Analisis Perbandingan Metode Perhitungan Bunga

Keterangan

Sisa Harga

Kontrak

Long End

Interest

Harga Jual (HJ)

14.550.000

14.550.000

Down Payment

(DP)

1.900.000

1.900.000

Pokok Piutang

12.650.000

12.650.000

Jumlah Bunga

(2thn)

3.634.000

1.897.500

Jumlah

Pembayaran (HP)

18.184.000

14.547.500

Harga pokok

11.000.000

11.000.000

Laba Kotor

7.184.000

3.547.500

Dari tabel 3.4 diatas dan perhitungan yang sebelumnya maka dapat diketahui dengan menggunakan metode sisa harga kontrak selain perhitungannya mudah, perusahaan juga akan memperoleh jumlah penerimaan pembayaran dan laba kotor lebih besar dibandingkan dengan metode long end interest. Dilihat dari segi perusahaan ini sangat menguntungkan tapi kalau dilihat dari konsumen justru ini akan memberatkan. Hal ini disebabkan karena adanya selisih pendapatan bunga pada yang cukup besar dari kedua metode tersebut. Selisih pendapatan bunga pada setiap metode dikarenakan adanya perbedaan dalam rumus perhitungan masing-masing metode. Apabila PT.PANPRISA MOTOR menggunakan metode sisa harga kontrak dalam perhitungan bunga angsuranya, maka perusahaan akan mendapat keuntungan bunga angsuran selama 2 tahun Rp.3.634.000 dan laba kotor sebesar Rp.7.184.000. Jika dibandingkan dengan metode Long End Interest akan terdapat selisih sebesar Rp.1.736.500 untuk jumlah bunga dan laba kotor angka ini merupakan angka yang tidak kecil. Jika perusahaan menggunakan metode Long End Interest bisa dibilang perusahaan akan kehilangan keuntungan Rp.1.736.500. Jadi dengan menggunakan metode Sisa harga Kontrak maka perusahaan akan menerima keuntungan yang maksimal dan perusahaan akan menemui proses perhitungan yang sangat sederhana.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan pembahasan yang dikemukakan didalam bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

  1. Pada perhitungan bunga penjualan angsuran berdasarkan metode sisa harga kontrak diperoleh laba dari pendapatan bunga selama 2 tahun sebesar Rp.7.184.000, sehingga jumlah pembayaran yang diterima menjadi Rp.18.184.000. Pada metode Long End Interest akan diperoleh laba dari pendapatan bunga selama 2 tahun sebesar Rp.1.897.500, sehingga jumlah pembayaran yang diterima menjadi Rp.14.547.500.
  2. Dari kedua metode yang ada metode yang paling menguntungkan untuk digunakan oleh PT.PANPRISA MOTOR adalah metode Sisa Harga Kontrak, karena dengan menggunakan metode Sisa Harga Kontrak, pendapatan bunga, jumlah pembayaran, dan laba kotor yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan metode Long End Interest. Keuntungan yang bisa didapatkan oleh perusahaan selama 2 tahun dengan menggunakan metode Sisa Harga Kontrak sebesar Rp.3.634.000 ini adalah nilai nominal yang cukup besar jika dibandingkan dengan metode Long End Interest yang jumlah keuntungannya lebih kecil Rp.1.736.500 yaitu sebesar Rp.1.897.50

4.2 Saran

Dalam melakukan perhitungan bunga pada penjualan angsuran sebaiknya PT.PANPRISA MOTOR tetap menggunakan metode Sisa Harga Kontrak karena sistem perhitungannya yang sederhana dan dapat menghasilkan pendapatan bunga lebih besar jika dibandingkan dengan metode Long End Interest.